Tentang Kami
Social WorkerLAZISMU adalah lembaga zakat nasional dengan SK Menteri Agama RI No. 90 Tahun 2022, yang berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat, melalui
Oleh: Ust Fatkhurrahman
Korbid. Majelis Tabligh dan Tarjih PDM Kab. Mojokerto
Bersedekah sangat dianjurkan tiap Muslim dan merupakan amal ibadah yang sangat disukai Allah SWT. Pintu surga pun terbuka bagi orang-orang yang ikhlas mendermakan hartanya di jalan Allah maupun untuk membantu sesama yang sedang kesusahan. Akan tetapi ketika mau bersedekah seharusnya kita mengetahui barang yang disedekahkan yang ada manfaatnya.
Ada orang yang bersedekah dengan makanan hampir basi, jamuran, atau makanan yang rasanya tidak karu-karuan. Ada juga yang bersedekah dengan pakaian rusak, robek, banyak noda, kumal. Padahal apa yang dilakukan itu nyaris tidak bermanfaat, malah bisa jadi justru mencelakakan diri sendiri di akhirat kelak.
“Wahai orang orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Mahakaya, Maha Terpuji.” (QS al-Baqarah: 267)
Mengapa kita perlu menyedekahkan sesuatu yang baik dan kita cintai?
1. Sedekah yang dikeluarkan akan kembali untuk diri kita sendiri
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri…” (QS. al-Isra : 7)
Apa yang kita sedekahkan, itulah yang akan kembali pada diri kita di akhirat kelak. Jadi, jika bersedekah makanan basi, bisa jadi itulah yang kita nikmati di akhirat kelak. Bersedekah dengan pakaian robek, itulah yang akan kita peroleh di akhirat. Jika ingin bersedekah, pilihlah benda terbaik yang paling kita suka dan cintai, berikan pada orang-orang yang membutuhkan. Maka di akhirat kelak kita akan memperoleh kepuasan dan pertolongan dari sedekah yang kita keluarkan tersebut.
2. Agar bisa bermanfaat dan membahagiakan hati penerima
Untuk apa memberi sesuatu yang tak bermanfaat orang lain? Jika kita memberikan sesuatu yang kita cintai, sudahlah pasti penerima akan merasakan betapa berharganya benda tersebut, dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin.
“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling bermanfaat untuk manusia. Dan amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah kegembiraan yang engkau masukan ke hati seorang mukmin, atau engkau hilangkan salah satu kesusahannya, atau engkau membayarkan hutangnya, atau engkau hilangkan kelaparannya. Dan aku berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi kebutuhannya itu lebih aku cintai daripada ber-i’tikaf di masjid Nabawi selama sebulan lamanya. Dan siapa yang menahan marahnya maka Allah akan tutupi auratnya. Barangsiapa yang menahan marahnya padahal ia bisa menumpahkannya, maka Allah akan penuhi hatinya dengan keridhaan di hari kiamat. Dan barangsiapa berjalan bersama saudaranya sampai ia memenuhi kebutuhannya, maka Allah akan mengokohkan kedua kakinya di hari ketika banyak kaki-kaki terpeleset ke api neraka.” (HR. Ath Thabrani 6/139).
3. Sebagai bukti tingginya keimanan pada Allah dan pencapaian pada kebajikan yang sempurna
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.” (QS. Ali Imran: 92)
Tidak hanya sekadar memberi, seorang yang beriman dan mencintai Allah akan rela mengorbankan harta yang amat dicintainya untuk orang lain yang membutuhkan. Karena ia hanya mengharapkan keridhoan Allah, inilah bisnis jual-beli yang menguntungkan dengan Allah. Sebagaimana yang banyak dicontohkan oleh Sahabat Rasulullah, mereka menyedekahkan kebun yang paling dicintai, menyedekahkan seluruh harta, dan bahkan rela mengorbankan jiwa mereka untuk membela Allah dan Rasul-Nya.
Ada suatu kisah sahabat yang menyedekahkan harta yang paling dicintainya. Ia adalah Abu Thalhah. Berkat keimanannya, maka dengan ikhlas dirinya menyedekahkan kebun tersebut.
Dikisahkan dari buku “Himpunan Fadhilah Amal” karya Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi Rah.a bahwa salah satu kebun terbesar yang dimilikinya bernama Birha dan kebun inilah yang paling disukai olehnya. Letaknya berdekatan dengan Masjid Nabawi dan airnya sangat manis serta mengalir deras. Nabi SAW sering duduk di kebun ini dan meminum airnya.
Maka Abu Thalhah ra segera menjumpai Nabi SAW dan berkata, “Ya Rasulullah, aku sangat mencintai kebunku, Birha. Dan Allah memerintahkan untuk mengorbankan harta yang paling kita cintai. Untuk itu, aku ingin menginfakkan kebun yang sangat paling aku cintai ini fi sabilillah. Apa pun yang menurut engkau baik untuk digunakan, maka gunakanlah.”
Rasulullah SAW menampakkan rasa gembira yang luar biasa. Beliau bersabda, “Harta yang sangat berharga. Menurutku, bagikanlah harta ini kepada kaum kerabatmu yang memerlukannya.” Kemudian Abu Thalhah ra membagikan hartanya itu kepada sanak saudaranya.
Anar ra mengatakan, bahwa Abu Thalhah adalah seorang Anshar yang memiliki kebun terbanyak dan terbesar di Madinah Munawarrah. Suatu ketika Abu Thalhah ra sedang shalat di kebunnya. Tiba-tiba seekor burung terbang di antara pepohonan. Burung itu terbang ke sana kemari, lalu masuk ke dalam rerimbunan daun yang lebat, dan ia tidak dapat ke luar dari rerimbunan itu.
Melihat kejadian ini, perhatian Abu Thalhah terarah pada tingkah laku burung itu sehingga ia lupa jumlah rakaat yang dilakukannya. Ia merasa sangat panik terhadap perbuatannya ini. Ia sadar bahwa musibah telah menimpanya disebabkan kebunnya, sehingga ia terlupa dalam shalat. Setelah shalat ia langsung menjumpai Rasulullah SAW dan menyampaikan semua kejadian itu.
Ia berkata, “Ya Rasulullah, kebunku ini telah membuatku lalai dalam shalat. Oleh sebab itu, aku sedekahkan kebun ini fi sabilillah, gunakanlah sekehendakmu.”
Luar biasa semangat keimanan Abu Thalhah. Karena shalat sangat berharga bagi dirinya. Thalhah dengan mudahnya menginfakkan kebun tersebut di jalan Allah.
Demikianlah beberapa alasan mengapa kita harus memberi sedekah yang terbaik dari harta yang kita cintai. Semoga menginspirasi kebaikan.